Rabu, 13 Maret 2013

GOD PAP-POD

Glukosa diperlukan sebagai sumber
energi terutama bagi sistem saraf
dan eritrosit. Glukosa juga
dibutuhkan di dalam jaringan
adipose sebagai sumber gliserida –
glisero, dan mungkin juga berperan
dalam mempertahankan kadar
senyawa antara pada siklus asam
sitrat di dalam banyak jaringan
tubuh
Gulosa berasal sebagian diperoleh
dari makanan, kemudian dibentuk
dari berbagai senyawa glukogenik
yang mengalami glukoneogenesis
lalu juga dapat dibentuk dari
glikogen hati melalui glikogenolosis.
Proses mempertahankan kadar
glukosa yang stabil didalam darah
merupakan salah satu mekanisme
homeostatis yang diatur paling
halus dan juga menjadi salah satu
mekanisme di hepar, jaringan
ekstrahepatik serta beberapa
hormon.
Diantara hormon yang mengatur
kadar glukosa darah adalah insulin
dan glukagon. Insulin, suatu
hormon anabolic, merangsang
sintesis komponen makromolekuler
sel dan mengakibatkan
penyimpanan glukosa. Glukagon,
suatu hormon katabolic, membatasi
sintesis makromolekul dan
menyebabkan pengeluaran glukosa
yang disimpan. Peningkatan
konsentrasi glukosa dalam sirkulasi
mengakibatkan peningkatan sekresi
insulin dan pengurangan sekresi
glukagon, demikian sebaliknya.
Diantara hormon yang mengatur
kadar glukosa darah adalah insulin
dan glukagon. Insulin, suatu
hormon anabolic, merangsang
sintesis komponene
makromolekuler sel dan
mengakibatkan penyimpanan
glukosa. Glukagon, suatu hormon
katabolic, membatasi sintesis
makromolekul dan menyebabkan
pengeluaran glukosa yang disimpan.
Peningkatan konsentrasi glukosa
dalam sirkulasi mengakibatkan
peningkatan sekresi insulin dan
pengurangan sekresi glukoagon,
demikian sebaliknya.
Diantara hormon yang mengatur
kadar glukosa darah adalah insulin
dan glukagon. Insulin, suatu
hormon anabolic, merangsang
sintesis komponen makromolekuler
sel dan mengakibatkan
penyimpanan glukosa. Glukagon,
suatu hormon katabolic, membatasi
sintesis makromolekul dan
menyebabkan pengeluaran glukosa
yang disimpan. Peningkatan
konsentrasi glukosa dalam sirkulasi
mengakibatkan peningkatan sekresi
insulin dan pengurangan sekresi
glukagon, demikian sebaliknya.
Perubahan kadar darah biasanya
akan terjadi pada diabetes
gravidarum.
Diabetes kehamilan adalah diabetes
yang menyerang semasa kehamilan
dan lazimnya hilang selepas
kelahiran bayi. Kejadian biasa ini
mempunyai hubungan dengan
kadar glukosa darah tinggi yang
dikenali untuk kali pertama semasa
kehamilan. Ia muncul pada saat
pertengahan usia kehamilan karena
perubahan dalam hormon ibu.
Siapa yang menghadapi resiko
menderita diabetes kehamilan ?
Kaum wanita :
 Berusia melebihi 30 tahun
 Mempunyai sejarah keluarga
untuk diabetes tipe 2
 Kelebihan berat
 Dari kumpulan ethnik tertentu
seperti ; India, Asia, Kepulauan
Pasifik, Timur Tengah.
Bagaimana Diabetes Kehamilan
didiagnosa ?
Diagnosa dibuat setelah
pemeriksaan. Pemeriksaan darah
dilaksanakan sebelum dan setelah
minuman glukosa diberikan.
Lazimnya, pemeriksaan dilakukan
pada bulan ke-6 dalam kehamilan.
Adalah dinasihatkan bahwa semua
perempuan yang hamil diperiksa
untuk diabetes pada antara minggu
ke-26 dan ke-28 dalam masa
kehamilan.
Perawatan
Perawatan adalah berasaskan
makanan sehat dan latihan jasmani
yang teratur seperti berjalan-jalan.
Panduan untuk memakan secara
sehat
 Memakan berjenis-jenis makanan
 Memakan makanan biasa dan
makanan kecil seperti, tiga kali
makanan sederhana dan tiga kali
makanan kecil yang dijadualkan
rata-rata sepanjang hari
 Memasukan makanan
karbohydrate ( tepung ) dalam tiap-
tiap makanan biasa dan makanan
kecil seperti, roti “ multigrain “,
padi-padian, berbagai kacang,
pasta, beras, buah-buahan dan
sayur
 Menghindari dari makanan dan
minuman yang mengandung banyak
gula
 Gunakan cara memasak dengan
sedikit lemak saja dan memilih
makanan yang kurang lemak
 Minum banyak air
Rancangan makanan sehat dapat
membantu ibu dan bayinya. Adalah
penting bahwa kaum wanita
mengawasi supaya keadaan
diabetes mereka terkawal dengan
melaksanakan pemeriksaan
dirumah setiap hari. Pastikan kadar
glukosa darah berada dibawah 7
mol/12 jam selepas makan.
Sekiranya makanansehat dan
latihan jasmani tidak dapat
mengawal diabetes kehamilan,
suntikan insulin penting diperlukan
untuk mempertahankan kehamilan.
Insulin untuk anda dan bayi. Obat-
obatan untuk perawatan diabetes
tidak diberikan semasa hamil.
Asalkan tiada kesulitan yang lain,
kehamilan dapat diteruskan dengan
biasa sehingga melahirkan dengan
bayi yang sehat.
Bagaimana Diabetes Kehamilan
menjangki bayi saya ?
Jika diabetes tidak dapat dijaga
dengan baik, ia boleh menyebabkan
masalah seperti bayi besar, yang
menyulitkan kelahirannya.
Kemungkinan juga bayi mempunyai
kadar glukosa rendah untuk masa
singkat selepas kelahiran jika
masalah berlanjut, rujuk ke rumah
saki.
Apa yang terjadi selepas kelahiran
bayi anda ?
Selepas bayi dilahirkan, lazimnya
diabetesnya lenyap. Satu
pemeriksaan glukosa darah khas
dilakukan 6 minggu selepas
kelahiran untuk memastikan bahwa
glukosa darah kembali ke kadar
biasa. Biar pun begitu, wanita yang
menderita diabetes kehamilan
mempunyai faktor resiko lebih
terkena diabetes tipe 2 kemudian.
Untuk mencegah permulaan
diabetes tipe 2, adalah penting
untuk :
• Meneruskan makanan sehat
• Mempertahankan berat sehat
• Adakan latihan jasmani
• Memberikan glukosa darah tiap –
tiap 1- 2 tahun
Cara pemeriksaan glukosa darah
1. GlucoSure digital
2. Lancet steril
3. kapas alcohol
4. stik glukosa

Gula darah adalah
merupakan
monosakarida
pecahan dari
hidrat arang
dalam saluran
pencernaan yang
diserap oleh usus
dan berada dalam
sirkulasi darah.
Glukosa urine
adalah glukosa
dikeluarkan
bersama urine
disebabkan karena
kadar glukosa
melebihi nilai
ambang batas
ginjal.
Diabetes Mellitus
adalah suatu
penyakit yang
ditandai dengan
peningkatan
glukosa darah
melebihi kadar
normal (puasa 70–
110 mg/dl) dengan
disertai adanya
gangguan sekresi
dan kelainan kerja
hormon
insulin.Diabetes
mellitus dapat
dideteksi dengan
pemeriksaan klinik
dan pemeriksaan
laboratorium
penyaring yang
kemudian
dilanjutkan dengan
diagnosa
laboratorium
untuk memastikan
melalui
pemeriksaan
glukosa darah.
Oleh karena itu
penelitian ini
bertujuan untuk
mengetahui
hubungan kadar
glukosa darah
dengan hasil
pemeriksaan
glukosa urine.
Metode yang
digunakan dalam
penelitian ini
adalah deskriptif
dengan
pengambilan data
sekunder yang
diambil sebanyak
200 Sampel
penderita DM
yang diperiksa di
RSPAU dr.
Esnawan Antariksa
dengan kadar
glukosa darah
puasa > 110 mg/
dl. Pemeriksaan
glukosa urine
menggunakan
metode GOD-POD
dan glukosa darah
menggunakan
metode GOD –
PAP. Dari hasil
penelitian
diperoleh
kesimpulan bahwa
ada hubungan
sangat kuat antara
kadar glukosa
darah dengan hasil
glukosa urine.

Pemeriksaan Gula
Darah Metode (GOD-
PAP)

1) Pemeriksaan Gula Darah
Metoda        :  GOD – PAP
Prinsip         :  Glukosa akan
dioksidasi dengan adanya enzim
glukosa oksidase membentuk
suatu asam glukonat dan
peroksida. Peroksida yang
terbentuk  direaksikan dengan 4
amino-antypyrine dan asam
hidroksi benzoic, dengan adanya
peroksidase membentuk senyawa
kompleks yang
berwarna.Intensitas warna merah
yang terbentuk sebanding dengan
kadar glukosa dalam sampel.
Nilai normal : 70 – 125 mg/dl
Metode Glukosa Oksidase (GOD
PAP) adalah metode yang sangat
spesifik untuk pengukuran glukosa
didalam serum atau plasma
melalui reaksi dengan glukosa
oksidase, asam glukonat serta
dibentuk hydrogen peroksida.
Pemeriksaan dengan metode GOD
PAP ini dianjurkan menggunakan
plasma darah yang diambil
langsung dari vena (pembuluh
darah balik) disekitar lipatan siku.
Hal ini disebabkan metode GOD
PAP dinilai bersifat lebih spesifik
karena yang diukur
hanya kadar glukosa.
Keuntungan dan Kerugian :
Keuntungan :
menggunakan plasma darah yang
diambil langsung dari vena di
sekitar lipatan siku.
Lebih spesifik karena yang diukur
hanya kadar glukosa .
Glukometer adalah alat yang
digunakan untuk mengukur kadar
glukosa.
menggunakan glukometer yaitu
waktu yang digunakan untuk
mengetahui
hasil pemeriksaan glukosa
darah lebih cepat.
bentuk alat yang kecil sehingga
memudahkan untuk dibawa.
volume sampel yang di gunakan
sedikit.
Kerugian :
range pada alat adalah 20mg/
dl –600 mg/dl sehingga hasil yang
di bawah 20 mg/dl atau yang
diatas 600 mg/dl tidak dapat
keluar.
hasil yang diperoleh dapat di
pengaruhi oleh zat-zat interferen
karena tidak menggunakan
deproteinase .

GOD-POD

Metode carik celup
dinilai lebih bagus karena lebih
spesifik untuk glukosa dan waktu
pengujian yang amat singkat.
Reagen strip untuk glukosa
dilekati dua enzim, yaitu glukosa
oksidase (GOD) dan peroksidase
(POD), serta zat warna
(kromogen) seperti orto-toluidin
yang akan berubah warna biru
jika teroksidasi. Zat warna lain
yang digunakan adalah iodide
yang akan berubah warna coklat
jika teroksidasi.
Prosedur uji yang akan dijelaskan
di sini adalah uji dipstick.
Kumpulkan spesimen acak
(random)/urin sewaktu. Celupkan
strip reagen (dipstick) ke dalam
urin. Tunggu selama 60 detik,
amati perubahan warna yang
terjadi dan cocokkan dengan
bagan warna. Pembacaan dipstick

Uji kualitatif karbohidrat

§ Pengujian Karbohidrat
a. Uji Kualitatif
Pengujian ini dapat
dilakukan dengan
dua (2) macam cara,
yaitu; pertama
menggunakan reaksi
pembentukan warna
dan yang kedua
menggunakan
prinsip kromatografi
(TLC/Thin Layer
Cromatograpgy, GC/
Gas Cromatography,
HPLC/High
Performance Liquid
Cromatography).
Dikarenakan efisiensi
pengujian, pada
umumnya untuk
pengujian secara
kualitatif hanya
digunakan prinsip
yang pertama yaitu
adanya pembentukan
warna sebagai dasar
penentuan
kandungan
karbohidrat dalam
suatu bahan.
Sedikitnya ada tujuh
(7) macam reaksi
pembentukan warna,
yaitu :
1. Reaksi
Molisch
KH (pentose)
+ H2SO4
pekat à
furfural à +
a naftol à
warna ungu
KH (heksosa)
+ H2SO4
pekat à HM-
furfural à +
a naftol à
warna ungu
Kedua
macam
reaksi diatas
berlaku
umum, baik
untuk aldosa
(-CHO)
maupun
karbohidrat
kelompok
ketosa
(C=O).
2. Reaksi
Benedict
KH + camp
CuSO4, Na-
Sitrat,
Na2CO3 à
Cu2O
endapan
merah bata
3. Reaksi
Barfoed
KH + camp
CuSO4 dan
CH3COOH à
Cu2O endapan
merah bata
4. Reaksi
Fehling
KH + camp
CuSO4, K-
Na-tatrat,
NaOH à
Cu2O
endapan
merah bata
Ketiga reaksi
diatas memiliki
prinsip yang
hampir sama,
yaitu
menggunakan
gugus aldehid
pada gula untuk
mereduksi
senyawa
Cu2SO4 menjadi
Cu2O (enpadan
berwarna merah
bata) setelah
dipanaskan pada
suasana basa
(Benedict dan
Fehling) atau
asam (Barfoed)
dengan
ditambahkan
agen pengikat
(chelating
agent) seperti
Na-sitrat dan K-
Na-tatrat.
5. Reaksi
Iodium
KH (
poilisakarida
) + Iod (I )
à warna
spesifik
(biru
kehitaman)
6. Reaksi
Seliwanoff
KH (ketosa)
+ H2SO4 à
furfural à +
resorsinol à
warna
merah.
KH (aldosa)
+ H2SO4 à
furfural à +
resorsinol à
negatif
7. Reaksi
Osazon
Reaksi ini
dapat
digunakan
baik untuk
larutan
aldosa
maupun
ketosa, yaitu
dengan
menambahk
an larutan
fenilhidrazin
, lalu
dipanaskan
hingga
terbentuk
kristal
berwarna
kuning yang
dinamakan
hidrazon
(osazon).
b. Uji Kuantitatif
Untuk penetapan
kadar karbohidrat
dapat dilakukan
dengan metode
fisika, kimia,
enzimatik, dan
kromatografi (tidak
dibahas).
1. Metode Fisika
Ada dua (2)
macam,
yaitu :
a. Berd
asark
an
indek
s
bias
Cara ini
menggu
nakan
alat
yang
dinamak
an
refrakto
meter,
yaitu
dengan
rumus :
X = [(A
+B)C -
BD)]
4
dimana :
X = %
sukrosa
atau
gula
yang
diperole
h
A =
berat
larutan
sampel
(g)
B =
berat
larutan
pengenc
er (g)
C = %
sukrosa
dalam
camp A
dan B
dalam
tabel
D = %
sukrosa
dalam
pengenc
er B
b. Berd
asark
an
rotas
i
optis
Cara ini
digunak
an
berdasar
kan sifat
optis
dari
gula
yang
memiliki
struktur
asimetrs
(dapat
memuta
r bidang
polarisa
si)
sehingga
dapat
diukur
menggu
nakan
alat
yang
dinamak
an
polarim
eter
atau
polarim
eter
digital
(dapat
diketahu
i
hasilnya
langsung
) yang
dinamak
an
sakarim
eter.
Menurut
hokum
Biot; “
besarny
a rotasi
optis
tiap
individu
gula
sebandi
ng
dengan
konsentr
asi
larutan
dan
tebal
cairan”
sehingga
dapat
dihitung
menggu
nakan
rumus :
[a] D20
= 100 A
L x C
dimana :
[a] D20
= rotasi
jenis
pada
suhu 20
C
menggu
nakan
D =
sinar
kuning
pada
panjang
gelomba
ng 589
nm dari
lampu
Na
A =
sudut putar yang
diamati
C =
kadar
(dalam
g/100
ml)
L =
panjang
tabung
(dm)
sehingga
C = 100
A
L x [a]
D20
2. Metode Kimia
Metode ini didasarkan
pada sifat mereduksi
gula, seperti glukosa,
galaktosa, dan fruktosa
(kecuali sukrosa karena
tidak memiliki gugus
aldehid). Fruktosa
meskipun tidak memiliki
gugus aldehid, namun
memiliki gugus alfa
hidroksi keton, sehingga
tetap dapat bereaksi.
Dalam metode kimia ini
ada dua (2) macam cara
yaitu :
a. Titrasi
Untuk cara yang
pertama ini dapat
melihat metode yang
telah distandarisasi oleh
BSN yaitu pada SNI cara
uji makanan dan
minuman nomor SNI
01-2892-1992.
b. Spektrofotometri
Adapun untuk cara yang
kedua ini menggunakan
prinsip reaksi reduksi
CuSO4 oleh gugus
karbonil pada gula
reduksi yang setelah
dipanaskan terbentuk
endapan kupru oksida
(Cu2O) kemudian
ditambahkan Na-sitrat
dan Na-tatrat serta asam
fosfomolibdat sehingga
terbentuk suatu komplek
senyawa berwarna biru
yang dapat diukur
dengan spektrofotometer
pada panjang gelombang
630 nm.
3. Metode Enzimatik
Untuk metode enzimatis
ini, sangat tepat
digunakan untuk
penentuan kagar suatu
gula secara individual,
disebabkan kerja enzim
yang sangat spesifik.
Contoh enzim yang dapat
digunakan ialah glukosa
oksidase dan
heksokinase Keduanya
digunakan untuk
mengukur kadar glukosa.
a. Glukosa oksidase
D- Glukosa + O2 oleh
glukosa oksidase à
Asam glukonat dan
H2O2
H2O2 + O-disianidin
oleh enzim peroksidase
à 2H2O + O-disianidin
teroksdasi yang
berwarna cokelat (dapat
diukur pada l 540 nm)
b. Heksokinase
D-Glukosa + ATP oleh
heksokinas e à Glukosa-6-
Phospat +ADP
Glukosa-6-Phospat +
NADP oleh glukosa-6-
phospat dehidrogenase
à Glukonat-6-Phospat +
NADPH + H Adanya
NADPH yang dapat
berpendar (memiliki
gugus kromofor) dapat
diukur pada l 334 nm
dimana jumlah NADPH
yang terbentuk setara
dengan jumlah glukosa.

Kamis, 07 Maret 2013

Uji karbohidrat

Karbohidrat merupakan
senyawa yang mengandung
gugus fungsi keton atau
aldehid, dan gugus hidroksi.
Ditinjau dari gugus fungsi yang
diikat:
1. Aldosa: karbohidrat yang
mengikat gugus aldehid.
Contoh: glukosa, galaktosa,
ribosa
2. Ketosa: karbohdrat yang
mengikat gugus keton. Contoh:
fruktosa
Ditinjau dari hasil
hidrolisisnya:
1. Monosakarida: karbohidrat
yang tidak dapat dihidrolisis
menjadi molekul-molekul
karbohidrat yang lebih
sederhana lagi. Misalnya:
glukosa, fruktosa, ribosa,
galaktosa
2. Disakarida: karbohidrat yang
terbentuk dari kondensasi 2
molekul monosakarida.
Misalnya: sukrosa (gula tebu),
laktosa (gula susu), dan maltosa
(gula pati)
3. Oligosakarida: karbohidrat
yang jika dihidrolisis akan
terurai menghasilkan 3 – 10
monosakarida, misalnya
dekstrin dan maltopentosa
4. Polisakarida: karbohirdat
yang terbentuk dari banyak
molekul monosakarida.
Misalnya pati (amilum),
selulosa, dan glikogen.
Beberapa monosakarida
penting sebagai berikut.
1. Glukosa
Glukosa dapat diperoleh dari
hidrolisis sukrosa (gula tebu)
atau pati (amilum). Di alam
glukosa terdapat dalam buah-
buahan dan madu lebah. Dalam
alam glukosa dihasilkan dari
reaksi antara karbondioksida
dan air dengan bantuan sinar
matahari dan klorofil dalam
daun serta mempunyai sifat:
- Memutar bidang polarisasi
cahaya ke kanan (+52.70)
- Dapat mereduksi larutan
fehling dan membuat larutan
merah bata
- Dapat difermentasi
menghasilkan alkohol (etanol)
dengan reaksi sebagai berikut:
C6H12O6 ==> 2C2H5OH +
2CO2
- Dapat mengalami mutarotasi
2. Fruktosa
Fruktosa adalah suatu
ketoheksosa yang mempunyai
sifat memutar cahaya
terpolarisasi ke kiri dan
karenanya disebut juga
levulosa. Fruktosa mempunyai
rasa lebih manis dari pada gula
tebu atau sukrosa. Fruktosa
dapat dibedakan dari glukosa
dengan pereaksi seliwanoff,
yaitu larutan resorsinol (1,3
dhidroksi-benzena) dalam asam
clorida. Disebut juga sebagai
gula buah, dperoleh dari
hdrolisis sukrosa; dan
mempunyai sifat:
- Memutar bidang polarisasi
cahaya ke kiri (-92.40C)
- Dapat mereuksi larutan
fehling dan membentuk
endapan merah bata
- Dapat difermentasi
3. Galaktosa
Umumnya berikatan dengan
glukosa dalam bentuk laktosa,
yaitu gula yang terdapat dalam
susu. Galaktosa mempunyai
sifat memutar bidang cahaya
terpolarisasi ke kanan. Pada
proses oksidasi oleh asam
nitrat pekat dan dalam keadaan
panas galaktosa menghasilkan
asam musat yang kurang larut
dalam air bila dibandingkan
dengan asam sakarat yang
dihasilkan oleh oksidasi
glukosa. Dapat diperoleh dari
hidrolisis gula susu (laktosa),
dan mempunyai sifat:
- Dapat mereduksi larutan
fehling membentuk endapan
merah bata
- Tidak dapat difermentasi
Beberapa disakarida penting
sebagai berikut.
1. Laktosa
Laktosa memiliki gugus
karbonil yang berpotensi bebas
pada residu glukosa. Laktosa
adalah disakarida pereduksi.
Selama proses pencernaan,
laktosa mengalami proses
hidrolisis enzimatik oleh laktase
dari sel-sel mukosa usus.
Beberapa sifat lakotsa:
- Hidrolisis laktosa
menghasilkan molekul glukosa
dan galaktosa
- Hanya terdapat pada binatang
mamalia dan manusia
- Dapat dperoleh dari hasil
samping pembuatan keju
- Bereaksi positif terhadap
pereaksi fehling, benedict, dan
tollens
2. Maltosa
Beberapa sifat maltosa:
- Hidrolisis maltosa
menghasilkan 2 molekul
glukosa
- Digunakan dalam makanan
bayi dan susu bubuk beragi
(malted milk)
- Bereaksi positif terhadap
pereaksi fehling, benedict, dan
tollens
3. Sukrosa
Sukrosa atau gula tebu adalah
disakarida dari glukosa dan
fruktosa. Sukrosa dibentuk oleh
banyak tanaman tetapi tidak
terdapat pada hewan tingkat
tinggi. Sukrosa mempunyai sifat
memutar cahaya terpolarisasi
ke kanan. Hasil yang diperoleh
dari reaksi hidrolisis adalah
glukosa dan fruktosa dalam
jumlah yang ekuimolekular.
Sukrosa bereaks negatif
terhadap pereaksi fehling,
benedict, dan tollens.
Beberapa polisakarida
penting.
1. Selulosa
- Merupakan komponen utama
penyusun serat dinding sel
tumbuhan
- Polimer dari glukosa
- Hirolisis lengkap dengan
katalis asam dan enzim akan
menghasilkan glukosa
2. Pati atau amilum
- Polimer dari glukosa
- Apabila dilarutkan dalam air
panas, pati dapat dipisahkan
menjadi amilosa dan
amilopektin
- Amilopektin merupakan
polimer yang lebih besar dari
amilosa
- Hirdolisis parsial akan
menghasilkan amilosa
- Hidrolisis lengkap akan
menghasilkan glukosa
3. Glikogen
- Hidrolisis glikogen akan
menghasilkan glukosa
- Dalam sistem hewan, glikogen
digunakan sebagai cadangan
makanan (glukosa)
4. Kitin
- Bangungan utama dari hewan
beraki banyak seperti kepiting
- Merupakan polimer dari
glukosamina
- Hidrolisis akan menghasilkan
2-amino-2-deoksi-glukosa
Analisa kualiatif karbohidrat.
1. Uji Molisch
- Prinsip reaksi ini adalah
dehidrasi senyawa karbohidrat
oleh asam sulfat pekat.
- Dehidrasi heksosa
menghasilkan senyawa hidroksi
metil furfural, sedangkan
dehidrasi pentosa menghasilkan
senyawa fulfural.
- Uji positif jika timbul cincin
merah ungu yang merupakan
kondensasi antara furfural atau
hidroksimetil furfural dengan
alpha-naftol dalam pereaksi
molish.
2. Uji Seliwanoff
- merupakan uji spesifik untuk
karbohidrat yang mengandung
gugus keton atau disebut juga
ketosa
- Jika dipanaskan karbohidrat
yang mengandung gugus keton
akan menghasikan warna merah
pada larutannya.
3. Uji Benedict
- merupakan uji umum untuk
karbohidrat yang memiliki
gugus aldehid atau keton bebas
- Uji benedict berdasarkan
reduksi Cu2+ menjadi Cu+ oleh
gugus aldehid atau keton bebas
dalam suasana alkalis
- biasanya ditambahkan zat
pengompleks seperti sitrat atau
tatrat untuk mencegah
terjadinya pengendapan CuCO3
- uji positif ditandai dengan
terbentuknya larutan hijau,
merah, orange atau merah bata
serta adanya endapan.
4. Uji Barfoed
- Digunakan untuk
menunjukkan adanya
monosakarida dalam sampel
- Uji positif ditunjukkan dengan
terbentuknya endapan merah
orange
5. Uji Iodin
- Digunakan untuk
menunjukkan adanya
polisakarida
- Amilum dengan iodine dapat
membentuk kompleks biru
- Amilopektin dengan iodin
akan memberi warna merah
ungu
- sedangkan dengan glikogen
dan dekstrin akan membentuk
warna merah coklat
6. Uji Fehling
- Digunakan untuk
menunjukkan adanya
karbohidrat pereduksi
(monosakarida, laktosa,
maltosa, dll)
- Uji positif ditandai dengan
warna merah bata

Tugas kimor

1. Suatu zat makanan di tetesi
dengan larutan iodin
menimbulkan warna biru.senyawa
apakahyang terkandung dalam zat
makanan tersebut?
2 . Bagai mana cara
membedakan amilum dengan
glikogen di laboratorium?
3. Mengapa selulosa tidak
dapat di cerna dalam tubuh?
4. Apakah perbedaan dan
persamaan dari AMILUM,
GLIKOGEN,dan SELULOSA???
5. Sebutkan sumber bahan
yang mengandung:
· Amilum
· Glikogen
· Selulosa
6 . Jelaskan perbedaan amilosa
dan amilopeptin?
7 . Apakah hasil hidrolisis
sempurna dari amilum glikogen
dan selulosa?
8. Polisakarida
(amilum,glikogen, dan selulosa )
merupakan polimer. Tergolong
polimer apakah ketiga
polisakarida tersebut bila
di tinjau dari :
· Asalnya
· Reaksi
polimerisasinya
· Jenis
monomernya
9. Apakah kegunaan
polisakarida berikut ini :
· Amilum
· Selulosa
Jawab
1. Amilum (pati)
2. Yaitu dengan cara menetesi
iodium, apabila memberi warna
biru berartia amilum tetapi bila
memberi warna merah berarti
glikogen
3. Karena di dalam tubuh tidak
terdapat ENZIM untuk memecah
selulosa
4. Persamaan : ketiganya
polisakarida golongan D-
glukosa ,rumus molekul sama dan
rantai
                        polimer
Perbedaan :
· a. Amilum
(Pati)
Amilum (pati)
merupakan
sumber
karbohidrat yang
paling penting
yang terbentuk
dari proses
fotosintesis
tumbuhan. Sifat-
sifat amilum
(pati) adalah
sebagai berikut.
1. Pati tidak larut
dalam air dan
memberi warna
biru dengan
larutan iodium.
2. Pati terdiri
atas dua bagian,
bagian yang lurus
disebut amilosa
dan bagian yang
bercabang
disebut
amilopektin.
3. Tidak dapat
mereduksi
pereaksi fehling.
4. Hidrolisis pati
dengan asam
encer
menghasilkan
glukosa.
Pada hidrolisis
pati terjadi zat
antara yaitu
dekstrin. Dekstrin
masih merupakan
polisakarida dan
digunakan untuk
perekat. Dekstrin
dengan iodium
memberikan
warna merah.
· b. Glikogen
Glikogen adalah
polisakarida yang
disimpan dalam
tubuh hewan
(dalam hati)
sebagai cadangan
karbohidrat.
Sifat-sifat
glikogen adalah
sebagai berikut.
1. Glikogen
disebut juga pati
hewan yang tidak
larut dalam air
dengan iodium
memberi warna
merah. 2.
Pada hidrolisis
dengan enzim
amilosa (dari
pankreas) terurai
menjadi maltosa
dan kemudian
menjadi glukosa.
3. Tidak dapat
mereduksi
pereaksi
fehling.
· c. Selulosa
Selulosa
merupakan
polisakarida
penyusun dinding
sel
tumbuhtumbuhan
. Kapas sebagian
besar terdiri atas
selulosa.
Sifat-sifat
selulosa:
1. Selulosa tidak
larut dalam air,
tetapi larut
dalam pereaksi
Scheitzer, yaitu
larutan tetramino
tembaga (II)
hidroksida.
2. Selulosa tidak
dapat dicerna
oleh manusia
tetapi dapat
dicerna oleh sapi
dan hewan lain
dengan bantuan
bakteri. Dengan
asam encer dapat
terhidrolisis
menjadi glukosa.
3. Dengan HNO3
pekat dan H2SO4
pekat terjadi
selulosa nitrat
yang digunakan
untuk pembuatan
film dan cat
semprot.
Kegunaan
selulosa yang
penting adalah
untuk rayon dan
kertas.
Polisakarida yang
lain
adalahinulin pada
pati dahlia dan
kitin pada
invertebrata.
5 . - Amilum atau pati
terdapat pada umbi, daun,
batang, dan biji-bijian
- Glikogen terdapat pada otot
hewan dan manusia
- selulosa terdapat pada
tumbuhan
6 Amilosa merupakan
polisakarida berantai lurus bagian
dari butir-butir pati yang terdiri
atas molekul-molekul  glukosa
-1,4-glikosidik . Amilosa
merupakan bagian dari pati yang
larut dalam air, yang mempunyai
berat molekul antara
50.000-200.000, dan bila
ditambah dengan iodium akan
memberikan warna biru.
sedangkan
Amilopektin merupakan
polisakarida bercabang bagian
dari pati, terdiri  atas molekul-
molekul glukosa yang terikat satu
sama lain melalui ikatan 1,4-
glikosidik  dengan percabangan
melalui ikatan 1,6-glikosidik pada
setiap 20-25 unit molekul
glukosa. Amilopektin merupakan
bagian dari pati yang tidak larut
dalam air dan mempunyai   berat
molekul antara 70.000 sampai
satu juta. Amilopektin dengan
iodium memberikan warna ungu
hingga merah .
7. – hidrolisis amilum
menghasilkan Glukosa
– hidrolisis glikogen
menghasilkan Maltosa kemudian
menjadi glukosa
– hidrolisis selulosa
menghasilkan glukosa
8. – asalnya : terdapat/
termasuk polimer atom
– reaksi : polimerisasi
– jenis monomernya :
homopolisakarida (satu jenis
monomer)
9. Fungsi amilum
Pati digunakan sebagai
bahan yang digunakan untuk
memekatkan makanan cair
seperti sup dan sebagainya. Dalam
industri, pati dipakai sebagai
komponen perekat, campuran
kertas dan tekstil, dan pada
industri kosmetika.
Fungsi selulosa
Fungsi dasar selulosa adalah
untuk menjaga struktur dan
kekakuan bagi tanaman. Selulosa
bertindak sebagai kerangka untuk
memungkinkan tanaman untuk
menahan kekuatan mereka dalam
berbagai bentuk dan ukuran yang
berbeda. Itulah sebabnya dinding
sel tanaman kaku dan tidak dapat
berubah-berubah bentuk..

biomolekul

BIOMOLEKUL

Biomolekul merupakan senyawa-senyawa organik sederhana pembentuk organisme hidup dan bersifat khas sebagai produk aktivitas biologis. Biomolekul dapat dipandang sebagai turunan hidrokarbon, yaitu senyawa karbon dan hidrogen yang mempunyai kerangka dasar yang tersusun dari atom karbon, yang disatukan oleh ikatan kovalen. Kerangka dasar hidrokarbon bersifat sangat stabil, karena ikatan tunggal dan ganda karbon-karbon menggunakan pasangan elektron bersama-sama secara merata. Biomolekul bersifat polifungsionil, mengandung dua atau lebih jenis gugus fungsi yang berbeda. Pada molekul tersebut, tiap gugus fungsi mempunyai sifat dan reaksi kimia sendiri-sendiri.


Bentuk senyawa biomolekul



Senyawa-senyawa biomolekul biasanya dikenal dalam empat bentuk: proteinasam nukleatkarbohidrat, dan lipid. Keempat golongan biomolekul tersebut mempunyai sifat umum memiliki struktur yang relatif besar (berat molekul besar), dan karenanya disebut makromolekul.
Berat molekul (BM) protein berkisar antara 5000 sampai lebih dari 1 juta; berat molekul berbagai jenis asam nukleat berkisar sampai beberapa milyar, karbohidrat (polisakarida) dapat memiliki berat molekul sampai jutaan. Molekul lipid jauh lebih kecil (BM 750 sampai 1500). Tetapi karena lipid umumnya terbentuk dari ribuan molekul sehingga membentuk struktur berukuran besar yang berfungsi seperti sistem makromolekuler, struktrur lipid juga dapat dianggap sebagai makromolekul.
Protein merupakan polimer asam-asam amino, karbohidrat merupakan polimer monosakarida, asam nukleat merupakan polimer mononukleatida. Monomer lipid ada bermacam-macam, bergantung pada jenis lipidnya, diantaranya asam lemak, kolin, etanolamin, serin dan lain-lain


Fungsi biomolekul

Biomolekul mempunyai fungsi tertentu dalam sel, misalnya:
  • protein sebagai enzim, alat transpor, antibodi, hormon dan pembentuk membran;
  • karbohidrat sebagai sumber energi, komponen pembentuk membran dan dinding sel;
  • lipid sebagai sumber energi, hormon, dan pembentuk sel;
  • asam nukleat sebagai faktor genetika, koenzim, pembawa energi, dan pengatur biosintesis protein.